Hari Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat muslim yang setiap tahunnya dirayakan dengan saling memaafkan dengan keluarga, sanak saudara, tetangga, teman dan sebagainya dimana momen Idul Fitri ini merupakan kesempatan kita untuk kembali merajut tali silaturahmi yang terputus dengan adanya kesibukan masing-masing.
Namun nahas selama kurang lebih dua tahun ini, perayaan Idul Fitri yang kebetulan tahun ini dibarengi dengan Hari Kenaikan Isa Almasih bagi Umat Kristiani dengan tradisi saling berkunjung silaturahmi bagi umat Muslim dan berdoa bagi umat Kristen seakan sirna dengan datangnya wabah pandemik Covid-19. Imbauan dan larangan untuk tidak berkunjung dan mudik pun dikeluarkan pemerintah pusat serta pemerintah daerah guna menekan angka penyebaran Covid-19.
Apa yang dilakukan pemerintah saat ini merupakan langkah yang tepat dan tegas yang memang harus kita taati demi keselamatan diri kita, keluarga dan kerabat, dimana kita ketahui bahwa larangan mudik itu kini menyisakan kabar duka, dimana saya mengutip dari media online detik.com pada Selasa, 11 Mei jika ada sekitar 4 Ribu ‘Pemudik’ Positif Covid-19.
Sebanyak 6.724 pemudik menjalani tes acak terhitung sejak 22 April 2021. Dari jumlah tersebut 60 persen lebih pemudik terkonfirmasi positif.
“Berdasarkan data akumulasi yang dikumpulkan oleh kegiatan operasi tersebut terdapat kurang lebih 4.000 masyarakat yang positif,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, Selasa (11/5/2021).
Begitulah kabar duka ditengah momen Idul Fitri 1442 H dan Kenaikan Isa Almasih yang saya baca di laman kanal berita online. Sebagai warga kelahiran Medan, Sumatera Utara pada 4 November 1980 yang juga merindukan pulang kampung sudah 2 tahun ini saya tahan untuk tidak mudik bertemu keluarga dan sanak saudara di kampung halaman.
Pesan saya Ronal Sihotang, untuk para pemudik kali ini yang memang tetap nekad mudik agar tetaplah menerapkan protokol kesehatan selama perjalanan mudik demi menjaga kesehatan kita, istri, anak dan keluarga di kampung.
Antara lonceng yang berdentang dan adzan yang berkumandang antara salib yang membuatku tenang dan kiblat yang tentukan arahmu pulang antara kalungan Rosario dan hitungan tasbih. Tuhan memang satu, aku dan kamu yang menyebutnya dengan cara yang berbeda. Tapi aku percaya genggaman tanganmu dan sujudku akan bertemu di amin yang sama.
Mari dengan amin yang sama karena sukacita Ramadan dan Kenaikan Isa Almasih kita bersujud seraya berujar “Ya Tuhan cintailah cinta kami dan biarkan bumi kami tumbuh atas dasar cinta yang menyatukan”
Selamat Idul Fitri 1442 Hijriyah dan Kenaikan Isa Almasih, mari sama-sama kita berdoa semoga tahun depan dan seterusnya wabah pandemik Covid-19 ini bisa di entaskan di bumi Indonesia kita tercinta.
Salam hangat dan sehat dari Ronal Sihotang dan Keluarga.